“SEJARAH MARGO XIV KOTO DAN MARGO V KOTO
KABUPATEN MUKOMUKO”

Oleh : Randi Hadinata

            Pada Zaman kekuasaan kerajaan minangkabau berkuasa yang di pimpin oleh datuak nan sebatang kerajaan minangkabau pun mencapai puncak kejayaanya yang membuat semua rakyat makmur dan sejahtera,namun hal tersebut tidak di barengi oleh hubungan rumah tangga dari datuak nan sebatang tersebut dengan bundo kandung ,Dalam hubungan asmara mereka terjadi suatu masalah yang mana membuat anak dari bundo kandung dan datuak nan sabatang tersebut yang bernama cindur mato itu lari dari rumah( merantau) ,dan di situlah konflik mulai terjadi,dari permasalahan yang di mulai dari hubugan asmara diantara bundo kandung dengan datuak nan sabatang tersebut tidak baik di karenakan datuak nan sabatang tersebut ingin menikah lagi tapi hal tersebut ditentang oleh bundo kandung secara keras karena bundo kandung tidak setuju bahwasanya datuak nan sabatang tersebut menikah lagi yang tidak lain adalah suaminya sendiri , namun hal tersebut tak di hiraukan oleh datuak nan sabatang dia tetap menikah dengan wanita pujaan hatinya ,Bermula dari hal ini kisah ini dimulai , dari hal yang membuat cindur mato sakit hati sehingga dia pergi untuk meninggalkan istana pagaruyuang untuk menggembara untuk menghilangakan rasa sakit hatinya tersebut , dikisahkan cindur mato dalam menggembara dia membawa banyak pasukan yang mengawalnya diantara pengawal dari cindur mato tersebut adalah kabau sebenua yang di kenal dengan kabau sakti yang memiliki kemampuan yang sangat sakti seperti dia bisa berjalan secepat kilat dan juga memiliki kemampuan yang lainya Rute perjalanan dari cindurmato tersebut saat menggembatra adalah dia melewati berbagai daerah seperti halnya dipernah melewati ujuang tanjuang ( air anak ciliang ) yang berada di daerah indrapuro , Pada saat dia sedang melewati daerah ujuang tanjuang tersebut cindur mato mengalami banyak kejadian diantaranya dia di samun oleh 7 orang penyamun , diantara penyamun tersebut di pimpin oleh seorang datuak yang bernama rajo kilek ( petir ), namun hal aneh terjadi saat ketika datuk rajo kilek dan anggota penyamun lainya ingin menjarah barang dari cindur mato tersebut , binatang-binatang penyengat seperti tawon, kumbang , lebah dll-nya , yang keluar dari tubuh dari kabau sebenua , dan cindur mato pun tertawa melihat kejadian tersebut terjadi kepada para anggota penyamun tersebut. Sehingga hal tersebut membuat tindakan jahat dari anggota penyamun tersebut tidak berhasil , Dan cindur mato pun melanjutkan perjalananya menuju ke gresik yang berada di jawa timur tersebut . Dengan kepergian cindur mato tersebut membuat hati dari bundo kandung pun merasa sedih karena di tinggalkan oleh anak kesayanganya tersebut dan bundo kandung menyuruh 5 orang anak buahnya untuk pergi mencari cindur mato tersebut dan nama-nama anak buah nya tersebut bernama ( rajo tiangso ,rajo damrah ,rajo laksamana ,rajo terang dan rajo mangkuto,) dan pergilah anak buah dari bundo kandung tersebut mengembara untuk mencari anak dari bundo kandung tersebut, saat pencarian dari cindur mato tersebut anak buahnya menggunakan kapal yang memiliki kekuatan yang berasal dari angin yang berhembus kecang , namun ada hal yang mengejutkan yang di lakukan oleh anak buah dari bundo kandung tersebut yaitu ketika mereka meninggalkan istana pagaruyuang mereka bersumpah tidak akan kembali ke istana kalau sebelum bisa membawa cindur mato pulang , lalu sesudah peristiwa tersebut selesai perjalanan tetap di lanjutkan oleh cindur mato ke negeri yang di kenal dengan nama gresik yang berada di jawa timur.
            Sesudah sesampainya 5 prajurit yang menjadi suruhan dari bundo kandung tersebut ke gresik mereka tidak menemukan tanda-tanda dari keberadaan dari cindur mato tersebut berada di wilayah gresik tersebut, lalu hal tersebut sangat membuat hati  dari 5 prajurit kesayangan dari bundo kandung tersebut sangat kecewa karena dengan demikian artinya mereka tidak akan bisa pulang karena sebelum berangkat mereka telah bersumpah tidak akan pulang kalau belum menemukan anak dari bundo kandung tersebut yaitu cindur mato , namun kekecewaan tersebut tidak lama sampai disitu saja pasalnya dari kerajaan gresik menawarkan kabar kepada para prajurit tersebut mengenai keberadaan dari cindur mato , namun hal tersebut tidak segampang apa yang di bayangkan oleh 5 prajurit tersebut , informasi mengenai keberadaan dari cindur mato tersebut mereka harus memenuhi syarat-syarat tertentu dari raja gresik tersebut barulah mereka akan memberi tau keberadaan dari cindur mato tersebut terpaksalah dari salah satu prajurit tersebut menikah dengan putri raja gresik tersebut demi mendapatkan informasi mengenai keberadaan dari cindur mato tersebut. Prajurit yang menikah tersebut bernama “ rajo kolo “ , lalu sesudah menikah putri dari raja gresik tersebut mengikuti rajo kolo dan para rombongan tersebut untuk mengembara mencari dari keberadaan dari cindur mato tersebut lalu berangkatlah mereka menggunakan kapal menuju daerah yang di sebut padang rimbun-rimbun( yang sekarang dikenal dengan nama mukomuko )yang dikabarkan bahwasanya cindur mato tersebut berada di tempat tersebut namun kejadian yang tidak terduga pun terjadi bahwasanya kapal yang dinaiki para rombongan yang berangkat dari gresik tersebut mengalami karam di tengah lautan , lalu para rombongan tersebut berteriak-teriak meminta pertolongan kepada penduduk yang berada di tepi pantai untuk membantu mereka namun hal tersebut tidak di dengarkan oleh penduduk yang berada di tepi pantai karena jauhnya jarak antara para rombongan dengan penduduk tersebut sehingga tidak ada pertolongan yang datang ,( dikisahkan ada beberapa penduduk yang mendengar teriakan” tolong tolong “dari tengah lautan namun penduduk tersebut tidak melihat tanda-tanda ada orang yang minta tolong di tengah lautan tersebut hanya ada suaranya saja yang terdengar dari tengah lautan tersebut tapi orangnya sendiri mereka tidak melihatnya secara nyata , penduduk yang mendengar tersebut adalah penduduk yang berada di daerah desa selolong di kabupaten bengkulu utara sehingga nama desa selolong tersebut di indikasikan juga berasal dari kejadian tersebut.
            Ketika para rombongan tersebut terombang-ambing di tengah lautan tersebut tidak juga mendapatkan pertolongan dari penduduk yang berada di tepian pantai tersebut maka dikisahkan mereka terbawa arus sampai ke perairan muara mukomuko , dan ketika sampai disitu mereka dikisahkan selamat semua dan ketika itu masalah timbul lagi kepada para rombongan tersebut  yaitu mereka merasa lapar dan haus karena telah letih terombang-amabing di tengah lautan tersebut namun di situlah kesaktian dari ketua para rombongan tersebut di tunjukan yaitu dari rajo tiangso yang merupakan ketua dari para rombongan memukul air laut tersebut dengan tongkatnya dengan sangat keras lalu keajaiban pun terjadi bahwasanya air laut tersebut berubah menjadi tawar ( yang dikisahkan ketika air tawar masuk ke laut akan berubah menjadi asin sedangkan air laut masuk ke air tawar berubah menjadi tawar ) dan kejadian tersebut di beri nama dengan “sang pati laut tawa” di karenakan hal tersebut di lakukan di tempat yang belum di ketahui namanya oleh para rombongan tersebut tetapi sudah mampu memberikan tuah yang baik kepada mereka maka dengan kejadian tersebut mereka memberi nama dari daerah tersebut dengan sebutan”kampuang sakti rantau batuah”.
            Lalu ketika mereka sudah merasa kenyang perjalanan mereka pun dilanjutkan untuk mencari cindur mato tersebut namun niat untuk melanjutkan hal tersebut tidak berbuah baik bagi mereka dikisahkan salah satu dari rombongan mereka tersebut di tangkap oleh belanda karena di anggap penyusup prajurit yang ditangkap tersebut bernama “rajo laksamana” ,lalu ketika rajo laksamana di tangkapa para rombongan tersebut berhasil kabur dari kejaran belanda , selang beberapa lama tentang penagkapan dari rajo laksamana tersebut belanda pun memberi tawaran kepada penduduk yang bermukim di wilayah padang rimbun-rimbun (yang sekarang di sebut dengana mukomuko ) tersebut. Tawaran yang di sampaikan belanda kepada para penduduk tersebut berisi “ siapa di antara kalian yang mampu menutup pergerakan air sungai maka ia akan di beri hadiah oleh belanda “ lalu di kisahkan tawaran tersebut di ambil oleh rajo tiangso kepada belanda , tetapi dengan beberapa syarat yang di ajuakan oleh rajo tiangso , rajo tiangso tersebut mau bahwasanya hadiah yang di berikan belanda tersebut kepada dia adalah pembebasan dari raja laksamana yang di tangkap beberapa waktu lalu karena di anggap sebagai penyusup , dan langsung saja belanda tersebut mengiyakan syarat dari rajo tiangso tersebut asal dia mapuuntuk menutup air sungai tersebut karena pada waktu itu belanda hendak membangun jembatan maka dari itu dia sangat perlu untuk menutup air tersebut.
            Dikisahkan rajo tiangso dengan kesaktianya mampu menutup air tersebut dengan satu telapak kakinya , dan dari situlah belanda tersebut kagum dan segan kepada rajo tiangso dan dari kejadian tersebut untuk menghormati peristiwa langka tersebut sungai yang menjadi tempat dari rajo tiangso tersebut menutup air di kenal dengan sebutan sebagai “sungai selagan” yang merupakan bentuk penghormatan dan bentuk segan nya penduduk dan belanda terhadap tuah yang di tunjukan oleh rajo tiangso tersebut kepada mereka.  Setelah kejadian tersebut akhirnya rajo laksamana pun di lepasakan oleh belanda dan akhirnya mereka pun berkumpul kembali untuk melanjutkan perjalanan untuk mencari keberadaan dari cindur mato tersebut, perjalanan mereka dimulai menyusuri anak sungai selagan menuju kearah hulu untuk bertemu dengan prajurit yang menjadi utusan dari kerajaan indrapura yang juga sudah di perintahkan oleh bundo kandung untuk mencari keberadaan dari cindur mato tersebut yang berjumlah 9 orang , pertemuan mereka itu berada di wilayah perbatasan suka pindah dan pondok panjang yang di sebut dengan bukit kembar dan di situlah pertemuan mereka berlangsung , pertemuan prajurit yang berasal dari pagaruyuang yang menggunakan kapal berjumlah 5 orang dengan prajurit
kerajaan indrapura yang berjumlah 9 orang yang merupakan utusan dari kerajaan indropuro atas perintah dari bundo kanduang.
            Dikisahkan didalam pertemuan mereka menghasilkan putusan ,putusan tersebut ialah mereka membagi daerah untuk mencari dari cindur mato tersebut , dan di dalam putusan tersebut menghasilkan 5 orang prajurit yang berasal dari pagaruyuang yang menggunakn kapal tersebut mendapat jatah pencarian di hilir ( cikal bakal adanya suku 6 di hili ) mereka tersebut adalah ( rajo tiangso , rajo damrah ,rajo laksamana , rajo terang , rajo kolo ) dan yang Sembilan tersebut mendapat jatah pencarian di tengah berjumlah 6 orang ( cikal bakal dari suku 8 di tengah ) dan yang 3 orang lagi mendapat jatah mecari keberadaan dari cindur mato untuk wilayah hulu ( cikal bakal suku 6 di hulu) , tetapi setelah beberapa bulan mereka mencari mereka juga tidak menemukan keberadaan dari cindur mato tersebut dan mereka juga akhirnya terpaksa menetap didaerah yang sudah menjadi jatah mereka masing-masing tersebut, yang ber-5 tetap di hili yang di pimpin oleh rajo tiangso sebagai yang tertua ( kalau sekarang di sebut sebagai kepalo kaum atau ketua ) dan yang di tengah tetap dipimpin oleh prajurit dari indrapuro tersebut yang berjumlah 6 orang dan yang di hulu tetap di pimpin oleh 3 orang parajurit dari indrapuro yang merupakan bagian dari prajurit yang berjalan di darat mencari keberadaaan dari cindurmato tersebut.


cacatan :
tulisan berdasarkan dari sumber yang penulis temui yang merupakan tokoh-tokoh adat dari beberapa desa yang terletak di wilayah kecamatan XIV KOTO dan V KOTO